Laman

Sabtu, 04 Oktober 2014

1.4 Konektivitas Antar Ruang dan Waktu

IPS VII

1.4  Konektivitas Antar-Ruang dan Waktu

1. Aspek Ruang
Menurut (Sumaatmadja, 1981), ruang adalah tempat di permukaan bumi, baik secara
keseluruhan maupun hanya sebagian. Bayangkan jika kamu berada di sebuah ruang,
misalnya ruang kelas. Ruang kelas tersebut tidak hanya lantai, tetapi juga ada udara,
langit-langit/plafon ruangan, dan lain-lain. Demikian halnya dengan ruang permukaan bumi,
yang tidak hanya sebatas tanah yang kita injak, tetapi ada udara, air, batuan, tumbuhan,
hewan, dan lain-lain.
Menurut pendapatmu, sampai di manakah batas sebuah ruang? Ruang tidak hanya
sebatas udara yang bersentuhan dengan permukaan bumi, tetapi juga lapisan atmosfer
terbawah yang memengaruhi permukaan bumi. Ruang juga mencakup perairan yang ada
di permukaan bumi (laut, sungai, dan danau) dan di bawah permukaan bumi (air tanah)
sampai kedalaman tertentu. Ruang juga mencakup lapisan tanah dan batuan sampai
pada lapisan tertentu yang menjadi sumber daya bagi kehidupan. Berbagai organisme
atau makhluk hidup juga merupakan bagian dari ruang. Dengan demikian, batas ruang
dapat diartikan sebagai tempat dan unsur-unsur lainnya yang memengaruhi kehidupan di
permukaan bumi.
Setiap ruang di permukaan bumi memiliki karakteristik yang berbeda antara satu
dengan lainnya. Tidak ada satu ruang atau satu tempat pun yang persis sama dengan
tempat lainnya. Perhatikanlah sekeliling kamu dan bandingkan dengan tempat lainnya
dilihat dari keadaan fisiknya (tanah, air, batuan, tumbuhan dan hewan) maupun keadaan
masyarakatnya. Masing-masing memiliki perbedaan.
Perbedaan karakteristik ruang biasanya juga diikuti oleh perbedaan sumberdaya yang
dihasilkannya. Karena itu, tidak ada satu ruang pun yang mampu memenuhi seluruh
kebutuhannya sendiri. Setiap ruang atau tempat memerlukan sumber daya dari tempat
atau ruang lainnya. Dari sini, terjadilah keterhubungan/konektivitas antara satu ruang
dengan ruang lainnya. Manusia yang tinggal di suatu ruang saling mengenal, saling
berkomunikasi, dan saling memerlukan dengan manusia yang tinggal di ruang lainnya.
Agar kamu mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang konektivitas antar ruang,
perhatikanlah contoh-contoh berikut ini.

a. Salah satu kebutuhan hidup yang mendasar pada saat ini adalah kebutuhan bahan
bakar minyak. Tidak semua daerah di Indonesia menghasilkan bahan bakar minyak. Agar
kebutuhan tersebut terpenuhi, bahan bakar minyak didatangkan dari daerah penghasil
minyak ke daerah lain yang tidak menghasilkannya, maka terjadilah konektivitas dan
kesalingtergantungan antara daerah penghasil bahan bakar minyak dan daerah lain
yang membutuhkannya.
b. Penduduk kota menghasilkan berbagai produk industri, seperti pakaian, kendaraan,
barang-barang elektronik, dan lain-lain. Penduduk desa tidak menghasilkan produkproduk
tersebut sehingga mereka pergi ke kota untuk memperoleh barang-barang
tersebut. Sebaliknya, penduduk kota tidak menghasilkan bahan pangan sehingga mereka
memperolehnya dari penduduk desa. Akibatnya, ada aliran barang dari kota ke desa
dan aliran bahan makanan dari desa ke kota.
c. Lapangan pekerjaan banyak tersedia di kota, sedangkan di desa hanya terbatas pada
sektor pertanian. Akibatnya, banyak penduduk desa yang bepergian ke kota untuk bekerja atau mencari pekerjaan.
Konektivitas antar ruang mencangkup seluruh aspek dan bidang kehidupan seperti
ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan politik. Hal ini terjadi karena manusia selalu
memerlukan manusia lainnya untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya.

2. Aspek Waktu
Waktu dapat dipahami sebagai kesatuan waktu seperti, detik, menit, jam, hari, minggu,
bulan, abad, dan seterusnya. Waktu terus bergerak maju yaitu dari masa lalu ke masa
depan. Kita tidak dapat mengendalikan waktu karena tidak ada manusia yang dapat
melangkah mundur ke masa lalu atau melompat maju ke masa depan. Hal-hal yang sudah
terjadi di masa lalu tidak dapat diubah kembali karena kita tidak bisa pergi ke masa lalu
untuk mengubahnya. Demikian pula hal-hal yang akan tejadi di masa mendatang, tidak
dapat diketahui dengan pasti karena kita tidak dapat melompat ke masa depan.
Dalam sejarah, konsep waktu sangat penting untuk mengetahui berbagai peristiwa
yang terjadi pada masa lalu dan perkembangannya hingga saat ini. Konsep waktu dalam
sejarah mempunyai arti masa atau periode berlangsungnya perjalanan kisah kehidupan
manusia. Waktu dapat dibagi menjadi tiga, yaitu waktu lampau, waktu sekarang, dan
waktu yang akan datang. Pengetahuan tentang berbagai peristiwa yang terjadi pada masa
lampau membantu kita memahami perubahan dan perkembangan masyarakat baik dari
aspek ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik hingga kita memperoleh pelajaran
tentang sebab-akibat, baik-buruk, atau benar-salah yang dapat dijaikan sebagai pedoman
hdup pada masa mendatang.
Peristiwa yang terjadi dalam suatu ruang seringkali tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan
rangkaian peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya. Sebagai contoh, kemerdekaan
yang kita nikmati saat ini merupakan hasil dari perjuangan para pahlawan kita dulu. Oleh
karena itu, kita harus menghargai jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan
raganya untuk kemerdekaan yang kita nikmati saat ini. Peristiwa yang terjadi di dalam
suatu ruang tidak hanya dapat diamati dari ruang kecil saja seperti lingkungan sekitar
rumah atau sekolah, namun juga dapat diamati dari ruang yang lebih besar seperti kota, propinsi atau negara.
 
@@@@@Selamat Belajar@@@@@

Rabu, 17 September 2014

Hindu Budha,,,,,, Kelas VII

Buat : Anak2ku Kelas VII,,,



Hindu-Buddha dan Peninggalannya di Indonesia 

Pada masa perdagangan kuno, kota-kota di pesisir Pulau Sumatra dan
Jawa berkembang menjadi pusat perdagangan. Pedagang yang singgah di
kota-kota pesisir tersebut tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga
dari luar negeri. Hal itu terjadi karena letak Kepulauan Indonesia berada di
daerah yang strategis, yaitu di antara dua benua dan dua samudra. Keadaan
ini menyebabkan Indonesia menjadi daerah yang dilewati jalur perdagangan
dan pelayaran internasional.
1. Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu-Buddha
    ke Indonesia
    Menurut sejarawan van Leur dan Wolters,               hubungan dagang antara Indonesia dan India lebih dahulu berkembang daripada hubungan dagang antara Indonesia dan Cina. Namun, sumber sejarah untuk mengungkapkan hubungan antara Indonesia dan India ini sangat terbatas, yaitu melalui kitab-kitab sastra dan sumbersumber dari Barat. Sementara itu, orang-orang Cina mempunyai kebiasaan menuliskan kisah perjalanannya sehingga banyak ditemukan sumber-sumber tentang hubungan dagang Indonesia-Cina.
Dari hubungan perdagangan, muncul beberapa teori mengenai proses masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia. Teori-teori
tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Teori Brahmana
Penguasa-penguasa wilayah Nusantara ingin mendapat status
terhormat di mata tamu-tamunya, yaitu para pedagang asing dari India
dan Cina. Mereka kemudian mengundang para Brahmana dari India.
Sebagian dari mereka kemudian memutuskan untuk memeluk agama
Hindu agar memperoleh penetapan sebagai kasta kesatria melalui
upacara wratyastoma yang harus diselenggarakan oleh seorang
brahmana.
b. Teori Kesatria
Agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia akibat pengaruh para
bangsawan. Teori ini dikemukakan F.D.K. Bosch yang beranggapan
bahwa telah terjadi kolonisasi oleh orang-orang India. Daerah koloni
ini menjadi pusat penyebaran budaya India. Bahkan ada yang
berpendapat bahwa kolonisasi yang terjadi disertai penaklukan melalui
perang. Pemegang peranan terhadap proses masuknya kebudayaan
Hindu-Buddha di Indonesia adalah golongan prajurit atau kasta kesatria.
c. Teori Waisya
Menurutnya N.J. Krom, golongan kesatria bukan merupakan
golongan terbesar di antara orang-orang India yang datang ke Indonesia.
Krom berpendapat bahwa masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia
karena peranan kepada kasta waisya (pedagang). Mereka menetap di
Indonesia kemudian menyebarkan kebudayaan India melalui hubungan
dengan penguasa di Indonesia. Krom mengisyaratkan telah terjadi
perkawinan antara pedagang India dan penduduk asli Indonesia.
d. Teori Arus Balik
Teori arus balik dikemukakan oleh van Leur. Menurutnya, orang
Indonesia juga memiliki peran dalam proses masuknya kebudayaan
India. Para pedagang dari Indonesia, datang sendiri ke India karena
penasaran dengan kebudayaan tersebut. Mereka menetap di India
selama beberapa waktu kemudian pulang kembali dengan membawa
kebudayaan India dan menyebarkannya. Teori ini disebut teori arus
balik.
Selain dengan India, bangsa Indonesia pada zaman kuno telah menjalin
hubungan dagang dengan Cina. Satu hal yang penting dalam hubungan
dagang antara Indonesia dan Cina adalah adanya hubungan pelayaran
langsung antara kedua tempat tersebut. Bukti adanya pelayaran antara
Indonesia dan Cina berasal dari abad V Masehi. Hal ini ditunjukkan dalam
catatan perjalanan dua orang pendeta Buddha, yaitu Fa-Hsien dan
Gunawarman.
Sebuah berita mengenai hubungan antara orang Indonesia dan Cina
adalah datangnya utusan dari Ho-lo-tan, sebuah negeri di She-po (Jawa).
Hubungan dagang Indonesia dengan India dan Cina telah menempatkan
Indonesia pada jaringan pergaulan internasional. Selain itu, pengaruh India
serta Cina telah menyebabkan perubahan dalam tata susunan masyarakat
di Indonesia.
2. Pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia
Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Buddha dari India di Indonesia
sangat kuat. Hal ini dapat dilihat dari hasil akulturasi yang ada di berbagai
bidang. Istilah yang tepat untuk menyebut pengaruh agama dan budaya
Hindu-Buddha pada budaya Indonesia menurut Prof. Dr. F.D.K. Bosch
disebut fecundation (penyuburan), yaitu penyuburan budaya Indonesia oleh
budaya Hindu-Buddha. Kenyataan menunjukkan bahwa budaya Hindu-
Buddha tidak menghilangkan budaya asli Indonesia. Oleh orang Indonesia,
budaya Hindu-Buddha dimodifikasi sesuai dengan keadaan masyarakat.
Beberapa
pengaruh Hindu-Buddha di antaranya sebagai berikut:
a. Bidang Bahasa dan Aksara
Dengan datangnya pengaruh budaya India maka dipergunakan
bahasa dari India, terutama bahasa Sanskerta dan Pali. Walaupun
demikian, tidak berarti bahwa bahasa Nusantara menjadi tersisih dan
punah. Bahasa Jawa Kuno dan bahasa Melayu Kuno tetap dipakai,
bahkan nantinya diperkaya dengan istilah-istilah dari bahasa Sanskerta.
Dalam bidang aksara, penduduk Nusantara mulai melek aksara
dengan dikenalnya aksara Pallawa dan Nagari (atau disebut juga
Siddham). Dalam perkembangannya, para empu Nusantara menciptakan
aksara baru yang disebut aksara Kawi (ada juga yang menyebutnya
aksara Jawa Kuno).
b. Bidang Teknologi Bangunan
Sebelum datangnya pengaruh budaya India, masyarakat
Nusantara membangun monumen punden berundak sebagai
sarana untuk pemujaan kepada roh nenek moyang. Pemujaan
kepada dewa/Bodisatwa di Nusantara digunakan teknologi
pembuatan bangunan suci yang disebut candi, petirtaan, dan
stupa.
Mula-mula bangunan candi sebagai tempat pemujaan
kepada dewa dibangun sesuai dengan aturan dalam Kitab
Silpasastra, bangunan utama berada di tengah-tengah percandian.
Tetapi ketika pemujaan kepada leluhur tampil kembali
dalam kepercayaan, bentuk candi pun menyesuaikan diri,
kembali ke bangunan punden berundak, bangunan utama
berada di bagian belakang dan bangunan candi terlihat
bertingkat-tingkat. Hal ini terlihat pada bangunan candi di Jawa
Timur. Bangunan candi mengalami persesuaian dengan
bangunan punden berundak.
c. Bidang Agama
Sebelum mendapat pengaruh agama-agama dari India, penduduk
Nusantara telah memiliki kepercayaan animisme, dinamisme,
animatisme, totemisme, dan fetisisme. Dengan masuknya budaya India,
penduduk Nusantara secara berangsur-angsur memeluk agama Hindu
dan Buddha, diawali oleh lapisan elite para datu dan keluarganya.
Walaupun demikian, lapisan bawah terutama di pedesaan masih banyak
yang tetap menganut kepercayaan asli berupa pemujaan kepada nenek
moyang.
Dalam perkembangannya, agama Hindu dan agama Buddha
berpadu menjadi agama Siwa Buddha. Bahkan agama campuran ini
masih diwarnai dengan kepercayaan-kepercayaan asli Nusantara. Bukti
pendukung tentang akulturasi agama ini dapat dilihat dari dimasukkannya
dewa dewi asli Nusantara dalam susunan para dewa Hindu, yaitu
Sang Hyang Tunggal dan Sang Hyang Wenang, justru sebagai moyang
para dewa.
d. Bidang Seni
Pengaruh agama Hindu-Buddha juga terjadi di bidang seni. Misalnya
dalam seni arca, relief, sastra, musik, dan wayang. Berikut beberapa
contoh pengaruh dalam bidang seni:
1) Arca
Bangsa Indonesia belajar membuat arca dewa dari budaya
India. Arca Nusantara yang sederhana dikembangkan menjadi seni
arca yang secara kualitas lebih baik, tetapi arca yang tampil adalah
arca dewa/perwujudan raja yang hidup. Pembuatan arca yang
dinamis ini berlangsung sampai dengan zaman Tumapel-Singasari.
Sejak zaman Tumapel-Singasari sampai zaman Majapahit, arca
Nusantara sudah tampil beda, kaku seperti mayat. Tahapan ini
menandai tampilnya kembali seni arca prasejarah berkaitan dengan
pemujaan para leluhur. Terjadilah akulturasi seni arca, arca dari
para dewa tetapi dengan penampilan kaku seperti mayat karena
sekaligus menggambarkan leluhur yang sudah di alam surga.
2) Relief
Dengan datangnya pengaruh seni relief dari India, relief
yang terpahat pada candi-candi tampil sebagai relief tinggi yang
khas Nusantara, menggambarkan suasana Nusantara (bukan
gambaran versi India). Sejak zaman Tumapel-Singasari tampil
gaya yang berbeda yaitu lebih menampilkan seni relief
Nusantara asli, yaitu relief wayang yang dipahat sebagai relief
rendah.
3Musik
Sebelum kedatangan pengaruh India bangsa Indonesia
sudah memiliki tradisi musik yang tinggi. Pada saat itu alat musik
yang berkembang antara lain nekara, kendang, kecer, dan
kemanak. Masuknya pengaruh India menyebabkan penambahan
beberapa alat musik, di antaranya vina (gitar
bersenar tiga) dan harpa.
4) Wayang
Budaya India juga berpengaruh pada wayang. Wayang dan
musiknya (gamelan) merupakan kebudayaan asli dari Nusantara
berkaitan dengan pemujaan kepada roh para leluhur. Namun,
budaya India memperkaya wayang dengan menyumbangkan
beragam cerita, yaitu dari epos Mahabharata dan Ramayana. Jadi,
wayang dan gamelannya merupakan asli Nusantara sementara
cerita yang dimainkannya berasal dari India. Dalam wayang terdapat
pula aspek politik, yaitu penyampaian kritik-kritik sosial. Wayang
dapat juga digunakan sebagai wadah penyampaian hal-hal baru
yang tidak dapat diberikan secara langsung.
e. Bidang Sastra
Sebelum masuknya pengaruh India, sastra Nusantara berupa sastra
lisan. Dengan masuknya pengaruh sastra dari India, sejak zaman
Mataram sampai dengan zaman Majapahit awal dikenal sastra tembang
yang disebut kakawin (ka-kawi-an). Memasuki zaman Majapahit
pertengahan irama kakawin digeser oleh irama kidung.

  Selamat Belajar,,,,,,,,,,



Sabtu, 06 September 2014

Tema 1.2.1 Keanekaragaman Flora dan Fauna di Indonesia




TEMA I
KEADAAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA
1.2 Keadaan Alam Indonesia
1.2.3 FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA

Keragaman Flora dan Fauna di Indonesia
Indonesia memiliki keragaman flora dan fauna (keanekaragaman hayati) yang sangat besar. Bahkan, keanekaragaman hayati Indonesia termasuk tiga besar di dunia bersama-sama dengan Brazil di Amerika Selatan dan Zaire di Afrika. Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan, pada tahun 1999 jumlah spesies tumbuhan di Indonesia mencapai 8.000spesies yang sudah teridentifikasi dan jumlah spesies hewan mencapai 2.215 spesies. Spesieshewan terdiri atas 515 mamalia, 60 reptil, 1.519 burung, dan 121 kupu-kupu.
Besarnya keanekaragaman hayati di Indonesia berkaitan erat dengan kondisi iklim dan kondisi fisik wilayah. Suhu dan curah hujan yangbesar memungkinkan tumbuhnya beragam jenis tumbuhan. Mengapa demikian? Tumbuhan memerlukan air dan suhu yang sesuai. Makin banyak air tersedia makin banyak tumbuhan yangdapat tumbuh dan karena itu makin banyak hewanyang dapat hidup di daerah tersebut.

a. Persebaran Flora di Indonesia
Flora di Indonesia ternyata dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Indo-
Malayan dan Indo-Australian. Kelompok Indo-Malayan meliputi kawasan Indonesia Barat. Pulau-pulau yang masuk ke dalam kelompok ini adalah Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Kelompok Indo-Australian meliputi tumbuhan yang ada kawasan Indonesia Timur. Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan ini adalah Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku,dan Papua.

b. Persebaran Fauna Indonesia
Fauna Indonesia dapat dikelompokkanmenjadi tiga corak yang berbeda, yaitu
fauna bagian barat, tengah, dan timur. Garisyang memisahkan fauna Indonesia bagian
Barat dan Tengah dinamakan garis Wallace,sedangkan garis yang memisahkan fauna
Indonesia bagian Tengah dan Timurdinamakan Garis Weber.
Fauna bagian barat memiliki ciri atautipe seperti halnya fauna Asia sehingga
disebut tipe Asiatis (Asiatic). Fauna bagiantimur memiliki ciri atau tipe yang mirip
dengan fauna yang hidup di Benua Australiasehingga disebut tipe Australis (Australic).
Fauna bagian tengah merupakan faunaperalihan yang ciri atau tipenya berbeda
dengan fauna Asiatis maupun Australis.Faunanya memiliki ciri tersendiri yang tidak
     ditemukan di tempat lainnya di Indonesia.Fauna tipe ini disebut fauna endemis
      a) Flora, beberapa jenis hutan di Indonesia :
 - hutan hujan tropis
 - hutan musim
 - hutan stepa
 - hutan bakau
 Jenis-jenis flora di Indonesia terbagi menjadi :
1.  Flora di Indonesia bagian barat  adalah tipe Asiatis (memiliki kesamaan dengan benua Asia), ciri-ciri :
- Memiliki berbagai jenis tumbuhan kayu yang berharga (jati, meranti, kruing, mahoni dll).
- Selalu hijau sepanjang tahun
- Bersifat heterogen
- Terdapat tumbuhan endemik (hanya ada di daerah tersebut) yaitu Raflesia Arnoldi di Sumatra.
-    Banyak kawasan hutan mangrove (di pantai timur Sumatra, pantai barat dan selatan Kalimantan, pantai barat dan utara Jawa).

2. Flora di Indonesia bagian tengah
-    Yang ada hanyalah hutan semusim / hutan homogen yang tidak begitu lebat, bahkan di Nusa Tenggaara yang ada hanyalah sabana (padang rumput yang luas dengan tumbuhan kayu di sana-sini) dan stepa (tanah kering yang hanya ditumbuhi semak belukar)
- Tumbuhan palma, cemara dan pinus.

3.  Flora di Indonesia bagian timur adalah tipe Australis (memiliki kesamaan dengan benua Australia).
-    Didominasi hutan hujan tropis, dimana jenis floranya memiliki kesamaan dengan flora di benua Australia
- Flora ciri khas di kawasan ini yaitu anggrek.

b. Fauna, dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
1. Fauna Asiatis (Indonesia bagian barat)
     ciri-ciri :
  Mamalia ukuran besar (harimau, gajah, tapir), berbagai jenis kera(babon), jenis ikan air tawar, sedikit burung berwarna(burung enggang), reptile, fauna endemik (badak bercula satu, burung merak, jalak bali, orang utan).

2.  Fauna Peralihan (karena memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan Indonesia bagian barat maupun timur)
Contoh:
    Burung maleo, anoa, komodo, babirusa,
Perbedaan karakteristik fauna antara Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian tengah dibatasi dengan garis khayal yaitu garis Wallacea.

3.   Fauna Australis (Indonesia bagian timur) 
       ciri-ciri :
  Mamalia berukuran kecil (walaby, possum), memiliki satu jenis kera, hewan berkantung (kanguru), banyak jenis burung berbulu indah (kakak tua), sedikit jenis ikan air tawar, kadal salamander, fauna endemik (cendrawasih, kasuari)
   Perbedaan karakteristik fauna antara Indonesia bagian tengah dengan   Indonesia bagian timur dibatasi dengan garis khayal yaitu garis Webber.

Selamat Belajar,,,,, Smg bermanfaat,,,,,


A

Jumat, 02 Mei 2014

Pajak,,,,,,


,,,,,,,"Pajak",,,,,,

Pajak adalah iuran yang harus dibayar oleh wajib pajak (masyarakat) kepada negara (pemerintah) berdasarkan undang undang dan tidak memperoleh balas jasa secara langsung.
Wajib pajak adalah individu atau badan hukum yang menurut Undang-Undang Perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan.
Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau umum.

Ciri-Ciri Pajak

  • Pajak merupakan iuran wajib yang bersifat dapat dipaksakan.
  • Pemungutan pajak dilakukan berdasarkan undang-undang.
  • Wajib pajak tidak mendapatkan balas jasa secara langsung.
  • Pajak digunakan untuk kepentingan umum.
Berikut ini dasar-dasar dalam pemungutan pajak.
  • UU No. 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
  • UU No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh).
  • UU No. 18 Tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM).
  • UU No. 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
  • UU No. 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Prinsip-Prinsip Pemungutan Pajak

  • Prinsip Keadilan (Equity) Keadilan dalam pemungutan pajak artinya pajak dikenakan secara umum dan sesuai dengan kemampuan wajib pajak atau sebanding dengan tingkat penghasilannya.
  • Prinsip Kepastian (Certainty) Pemungutan pajak harus dilakukan dengan tegas, jelas, dan ada kepastian hukum.
  • Prinsip Kecocokan/Kelayakan (Convience) Pajak yang dipungut hendaknya tidak memberatkan wajib pajak. Artinya pemerintah harus memerhatikan layak atau tidaknya seseorang dikenakan pajak sehingga orang yang dikenai pajak akan senang hati membayar pajak.
  • Prinsip Ekonomi (Economy) Pada saat menetapkan dan memungut pajak harus mempertimbangkan biaya pemungutan pajak. Jangan sampai biaya pemungutannya lebih tinggi dari pajak yang dikenakan.

Unsur-Unsur Pajak

Berdasarkan pengertian pajak di atas, setiap pajak terdiri atas beberapa unsur. Berikut ini unsur-unsur pajak.
  • Subjek Pajak  adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu, misalnya pegawai, pengusaha, dan perusahaan.
  • Objek Pajak adalah sesuatu yang dikenakan pajak, misalnya penghasilan seseorang yang melebihi jumlah tertentu, tanah, bangunan, laba perusahaan, kekayaan, mobil.
  • Tarif Pajak adalah ketentuan besar kecilnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak terhadap objek pajak yang menjadi tanggungannya. Semua jenis pajak mempunyai tarif yang berbeda-beda.
Berikut ini beberapa bentuk tarif pajak.
  • Tarif pajak progresif adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase yang semakin meningkat mengikuti pertambahan jumlah pendapatan yang dikenakan pajak.
  • Tarif pajak degresif  adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase yang semakin kecil dengan semakin besarnya jumlah pendapatan yang dikenakan pajak.
  • Tarif pajak proporsional adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase tetap, berapa pun jumlah pendapatan yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak.
  • Tarif pajak tetap  adalah tarif pemungutan pajak dengan besar yang sama untuk semua jumlah. Dengan demikian, besarnya pajak yang terutang tidak tergantung pada jumlah yang dikenakan pajak.

Jenis-Jenis Pajak

Pajak dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu jenis pajak berdasarkan pihak yang memungut, sifat, dan golongan.
 
Berdasarkan Pihak yang Memungut
  1. Pajak negara : Pajak negara adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak di bawah Departemen Keuangan. Pajak negara digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Contoh pajak negara, yaitu Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), bea meterai, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, bea cukai, pajak orang asing, serta pajak atas royalti dan dividen.
  2. Pajak daerah : Pajak daerah adalah pajak yang pemungutannya dilakukan oleh pemerintah daerah, baik Pemerintah Daerah Tingkat I maupun Pemerintah Daerah Tingkat II. Secara umum contoh pajak daerah antara lain pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, pajak hotel, pajak restoran, dan pajak reklame.

Perbedaan Pajak Negara dan Pajak Daerah
Pajak Negara
  1. Direktorat Jenderal Pajak Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), bea meterai, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
  2. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai - Bea masuk - Cukai
Pajak Daerah
  1. Pemerintah Daerah Tingkat I (Provinsi) : Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak pengambilan dan pemanfaatan di bawah tanah dan permukaan air.
  2. Pemerintah Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kotamadya) : Pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan bahan galian golongan C, parkir.

b. Berdasarkan Sifatnya
  1. Pajak subjektif : Pajak subjektif yaitu pajak yang pemungutannya berdasarkan diri wajib pajak, misalnya pajak penghasilan (PPh).
  2. Pajak objektif : Pajak objektif yaitu pajak yang pemungutannya berdasarkan objek atau tidak memerhatikan keadaan wajib pajak. Contohnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

Berdasarkan Golongan
  1. Pajak langsung : Pajak langsung adalah pajak yang harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Contoh pajak langsung yaitu Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
  2. Pajak tidak langsung : Pajak tidak langsung adalah pajak yang harus dibayar pihak tertentu, tetapi dapat dilimpahkan kepada orang lain. Contoh pajak tidak langsung, yaitu Pajak Penjualan (PPn), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan bea impor. Akan tetapi beban pajaknya diteruskan kepada konsumen dalam bentuk harga jual yang lebih tinggi. Dengan demikian yang membiayai pajak sebenarnya adalah pemakai atau konsumen.

Pajak yang dipungut dari wajib pajak mempunyai beberapa Fungsi
  1. Sumber Pendapatan Negara : pajak merupakan sumber utama pendapatan negara. Pajak yang dipungut digunakan pemerintah untuk membiayai pengeluaran negara seperti pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan.
  2. Pengatur Kegiatan Ekonomi : Pajak dapat berfungsi untuk mengatur perekonomian. Sebagai contoh untuk meningkatkan investasi,
  3. Pemerataan Pembangunan dan Pendapatan Masyarakat : Penerimaan pajak dari masyarakat yang berpenghasilan tinggi digunakan untuk membangun sarana dan prasarana ekonomi di daerah kurang maju, seperti pembangunan pasar, rumah sakit, sekolah, dan sebagainya.
  4. Sarana Stabilitas Ekonomi : Pajak dapat berfungsi sebagai stabilitas ekonomi. Misalnya untuk meningkatkan kesempatan kerja, pemerintah menurunkan tarif pajak. Tarif pajak yang rendah memungkinkan masyarakat mengeluarkan uangnya lebih banyak untuk membeli barang. ...
TUGAS : Buat anak2ku kelas 8
1. Pak Ali seorang guru menerima gaji Rp. 4.000.000,- tiap bulan Istrinya karyawan dengan gaji Rp. 3.000.000,- tiap bulan, dia memiliki 2 orang anak. Hitunglah :
a. Berapa PPh keluarga Pak Ali?
b. Berapa % PPh keluarga Pak Ali?
c. Berapa PPh keluarga Pak Ali tiap bulan?
d. Berapa gaji bersih yang diterima keluarga Pak Ali?
(Catatan : Buat peraturan pajak thn 2009 dan thn 2013)

2. Pak Agus memiliki luas tanah 800m persegi dengan harga Rp. 1.500.000,- tiap meter persegi, sedangkan bangunannya seharga Rp. 400.000.000,-
a. Berapa PBB P.Agus thn 2010?
b. Berapa PBB P.Agus thn 2013?


,,,,,,"Permintaan dan Penawaran",,,,,,


"Teori permintaan dan penawaran serta keseimbangannya"

Teori permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Singkatnya permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan:

1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu bertambah.

2. Harga barang lain yang terkait
Berpengaruh apabila terdapat 2 barang yang saling terkait yang keterkaitannya dapat bersifat subtitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (penggenap).

3. Tingkat pendapatan perkapita
Dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.

4.Selera atau kebiasaan
Tinggi rendahnya suatu permintaan ditentukan oleh selera atau kebiasaan dari pola hidup suatu masyarakat.

5.Jumlah penduduk
Semakin banyak jumlah penduduk yang mempunyai selera atau kebiasaan akan kebutuhan barang tertentu, maka semakin besar permintaan terhadap barang tersebut.

6.Perkiraan harga di masa mendatang
Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik, adalah lebih baik membeli barang tersebut sekarang, sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa depan.

7.Distribusi pendapatan
Tingkat pendapatan perkapita bisa memberikan kesimpulan yang salah bila distribusi pendapatan buruk. Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.

8.Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan.
Bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Usaha-usaha promosi kepada pembeli sering mendorong orang untuk membeli banyak daripada biasanya.

Hukum Permintaan
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan :
“Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat.”

Kurva Permintaan
Kurva Permintaan dapat didefinisikan sebagai :
“Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli.” Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri ke kanan bawah. Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta yang mempunyai sifat hubungan terbalik.


Teori Permintaan, Dapat dinyatakan :
“Perbandingan lurus antara permintaan terhadap harganya yaitu apabila permintaan naik, maka harga relatif akan naik, sebaliknya bila permintaan turun, maka harga relatif akan turun.”

Faktor-faktor yang dapat menggeser kurva permintaan
- Faktor harga
Perubahan sepanjang kurva permintaan berlaku apabila harga barang yang diminta menjadi makin tinggi atau makin menurun.



- Faktor bukan harga
Kurva permintaan kan bergerak keka Perubahan sepanjang kurva permintaan berlaku apabila harga barang yang diminta menjadi makin tinggi atau makin menurun.nan atau kekiri apabila terdapat perubahan-perubahan terhadap permintaan yang ditimbulkan oleh factor-faktor bukan harga, sekiranya harga barang lain, pendapatan para pembeli dan berbagai faktor bukan harga lainnya mengalami perubahan, maka perubahan itu akan menyebabkan kurva permintaan akan pindah ke kanan atau ke kiri.



Teori Penawaran
Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan atau jual pada bebrbagai tingkat harga selama satu periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran:

1. Harga barang itu sendiri
Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini kembali lagi pada hokum penawaran.

2. Harga barang lain yang terkait
Apabila harga barang subtitusi naik, maka penawaran suatu barang akan bertambah, dan sebaliknya. Sedangkan untuk barang complement, dapat dinyatakan bahwa apabila harga barang komplemen naik, maka penawaran suatu barang berkurang, atau sebaliknya.

3. Harga faktor produksi
Kenaikan harga faktor produksi akan menyebabkan perusahaan memproduksi outputnya lebih sedikit dengan jumlah anggaran yang tetap yang nantinya akan mengurangi laba perusahaan sehingga produsen akan pindah ke industry lain dan akan mengakibatkan berkurangnya penwaran barang.

4. Biaya produksi
Kenaikan harga input juga mempengaruhi biaya produksi. Bila biaya produksi meningkat, maka produsen akan menbgurangi hasil produksinya, berarti penawaran barang berkurang.

5. Teknologi produksi
Kemajuan teknologi menyebabkan penurunan biaya produksi, dan menciptakan barang-barang baru sehingga menyebabkan kenaikan dalam penawaran barang.

6. Jumlah pedagang/penjual
Apabila jumlah penjual suatu produk tertentu semakin banyak, maka penawaran barang tersebut akan bertambah.

7. Tujuan perusahaan
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba buka hasil produksinya. Akibatnya tiap produsen tidak berusaha untuk memanfaatkan kapasitas produksinya secara malksimum, tetapi akan menggunakannya pada tingkat produksi yang akan memberikan keuntungan maksimum.

8. Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah untuk mengurangi komoditas impor menyebabkan supply dan keperluan akan kebutuhan tersebut dipenuhi sendiri sehingga dapat meningktakan penawaran.

Hukum Penawaran
“Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.”

Kurva Penawaran
Kurva penawaran dapat didefinisikan sebagai :
“Yaitu suatu kurva yang menunjukkan hubungan diantara harga suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan”.
- Kalau penawaran bertambah diakibatkan oleh faktor-faktor di luar harga, maka supply bergeser ke kiri atas.
- Kalau berkurang kurva supply bergeser ke kiri atas.
- Terbentuknya harga pasar ditentukan oleh mekanisme pasar.




Teori Penawaran
Yaitu teori yang menerangkan sifat penjual dalam menawarkan barang yang akan dijual.
Faktor-faktor yang dapat menggeser kurva penawaran
- Kalau penawaran bertambah diakibatkan oleh faktor-faktor di luar harga, maka supply bergeser ke kiri atas.
- Kalau berkurang kurva supply bergeser ke kiri atas
- Terbentuknya harga pasar ditentukan oleh mekanisme pasar


Keseimbangan permintaan dan penawaran
Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

Dengan kata lain Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen maupun produsen sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang dikonsumsi atau dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Jika harga dibawah harga keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan. Sebab permintaan akan meningkat, dan penawaran menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran. Jumlah penawaran meningkat, jumlah permintaan menurun.

Perubahan Keseimbangan Pasar
Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada perubahaan di sisi permintaan dan atau penawaran. Jika faktor yang menyebabkan perubahan adalah harga, keseimbangan akan kembali ke titik awal. Tetapi jika yang berubah adalah faktor-faktor ceteris paribus seperti teknologi untuk sisi penawaran, atau pendapatan untuk sisi permintaan, keseimbangan tidak kembali ke titik awal.


a. Jika harga berubah, terjadi kelebihan penawaran yang menyebabkan harga turun kembali ke Po. Titik keseimbangan tetap Eo.
b. Kurva penawaran bergeser ke kanan karena perubahan teknologi. Titik keseimbangan bergeser dari Eo ke E1.
c. Kurva permintaan bergeser ke kanan karena perubahan pendapatan. Titik keseimbangan bergeser dari Eo ke E1.