Laman

Jumat, 21 Februari 2014

Pengendalian Penyimpangan Sosial

IPS (Sosiologi)
Buat : Anak2ku Kelas VIII / Semester 2


,,,,,,,"PENGENDALIAN PENYIMPANGAN SOSIAL",,,,,,,,
 
 
Standar Kompetensi   : 6. Memahami Pranata Dan Penyimpangan Social
Kompetensi Dasar       : 6.3. Mendeskripsikan Pengendalian Penyimpangan Social
Indikator                     : Setelah Mempelajari Materi Ini Siswa Diharapkan Mampu
1.      mengidentifikasi jenis pengendalian penyimpangan sosial
2.      Menguraikan peran lembaga-lembaga pengendalian sosial

 
A.    PENGENDALIAN PENYIMPANGAN SOSIAL
1.      Pengertian Pengendalian Sosial
Pengertian pengendalian social menurut beberapa ahli sosiologi adalah sebagai berikut.
a.       Menurut Bruce J. Cohen
Pengendalian social adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok  atau masyarakat luas tertentu.
b.      Menurut Peter Berger
Pengendalian social adalah cara yang dipergunakan masyarakat untuk menertibkan  anggota yang menyimpang.
c.       Menurut Josep S. Roucek
Pengendalian social adalah proses terencana maupun tidak di mana individu dibujuk, diajarkan, dan dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan niali hidup kelompok.

2.      Ciri-Ciri Pengendalian Sosial
Secara spesifik pengendalian social memiliki cirri-ciri sebagai berikut.
a.       Pengendalian social sebagai suatu cara, metode atau tehnik tertentu yang dipergunakan masyarakat untuk mengatasi ataupun mencegah terjadinya pengendalian social.
b.      Pengendalian social dipergunakan untuk  mewujudkan keselarasan antara stabilitas dengan perubahan-perubahan yang terus terjadi di suatu masyarakat.
c.       Pengendalian social dapat dilakukan oleh kelompok terhadap kelompok lain, atau suatu kelompok terhadap individu.
d.      Pengendalian social dilakukan secara timbale balik meskipun tidak disadari oleh kedua belah pihak.

3.      Tujuan Pengendalian Sosial
Pengendalian social memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, karena pengendalian social bertujuan
a.       Agar dapat terwujud keserasian dan ketentraman dalam masyarakat.
b.      Agar elaku penyimpangan dapat kembali mematuhi norma-norma yang berlaku.
c.       Agar masyarakat mau mematuhu norma-norma social yang berlaku baik dengan kesadaran maupun paksaan.

4.      Fungsi pengendalian sosial
Fungsi pengendalian sosial adalah sebagai berikut:
a.       Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma social
Dengan adanya aturan-aturan yang diberlakukan untuk warga masyarakat sebagai bentuk pengendalian sosial, diharapkan masyarakat memiliki kesadaran bahwa hidup bermasyarakat tidaklah dapat dilakukan  secara seenaknya sendiri, melainkan harus disesuaikan dengan aturan atau norma sosial, dan bukan norma menurut dirinya sendiri.
b.      Memberikan imbalan kepada warga yang menaati hukum
Dengan adanya pengendalian social dalam bentuk aturan atau norma social, maka bagi yang melanggar  akan memperoleh sanksi  (imbalan negatif) dan bagi warga yang menaati akan mendapatkan pujian (imbalan positif). Masyarakat akan memberikan penilaian kepada warganya bukan berdasarkan kekayaan atau penampilan lahiriah saja, melainkan sejauh mana ia menaati aturan yang berlaku di masyarakat tersebut. Meskipun ia seorang yang kaya raya dan berpenampilan menyakinkan, akan tetapi tidak pernah menaati aturan yang berlaku, maka ia tetap akan dicela.
c.       Mengembangkan rasa malu
Budaya malu sebenarnya salah satu bentuk pengendalian social yang sangat ampuh, apalagi bangsa Indonesia yang dikenal memiliki kebudayaan yang mengutamakan perasaan. Untuk mengatasi makin meningkatnya kasus-kasus pelanggaran hokum pemerintah pernah membuat kebijakan  untuk menayangkan wajah koruptor dan pelaku tindak kejahatan di televise, dengan maksud mempermalukan pelaku kejahatan. Hal ini bertujuan agar  masyarakat jangan melakukan hal yang sama  jika tidak ingin dipermalukan di depan umum.
d.      Mengembangkan rasa takut
Pada umumnya peraturan disertai sanksi, baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Misalnya bagi masyarakat adat yang melanggar tradisi akan mendapatkan sanksi dikucilkan  oleh kelompok sosialnya. Bagi orang yang menyadari bahwa manusia hidup sebagai mahluk social, dikucilkan oleh kelompoknya merupakan suatu hukuman yang berat. Bagi yang dikucilkan, jika  ia diterima dikelompok yang baru, ia pun pasti akan mengundang pertanyaanmengapa ia dijauhi oleh kelompok asalnya dan dicurigai hanya akan mencari keuntungan sendiri,  sehingga kelompok barunya tersebut belum bias langsung menerima secara penuh.
Demikian halnya bagi masyarakat modern, pelanggaran aturan akan dikenai sanksi hukuman.  Orang yang pernah menjalani hukuman , apapun penyebabnya akan menjadi sebuah noda. Secara normal, tidak ada satu orang pun yang ingin di cap sebagai noda bagi kelompok social manapun, karena hal tersebut dapat merusak citra atau nama baiknya, sehingga menghambat  aktivitas sosialnya.
e.       Menciptakan sistem hukum
Pengendalian social merupakan bentuk aturan yang merupakan bagian dari system hokum. Pelaku penyimpangan social selain melanggar norma juga dikategorikan  melanggar hokum. Cirri khas produk hokum adalah adanya aturan yang dilengkapi dengan sanksi tegas.

B. UPAYA PENGENDALIAN PENYIMPANGAN SOSIAL
Terjadinya penyimpangan social di tengah kehidupan masyarakat dapat berpengaruh terhadap keteraturan social. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pengendalian penyimpangan social seperti  berikut.
1.      Macam-Macam Teknik/Cara Pengendalian Social
Ada banyak bentuk pengendalian social baik yang diterapkan dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat luas.
a.       Pengendalian sosial menurut tujuannya
Jika diklasifikasikan menurut tujuannya, pengendalian social dapat dibedakan menjadi tiga, yakni tujuan kraetif, regulative, dan eksploratif.
1.      Tujuan kreatif atau konstruktif
Suatu pengendalian social dikategorikan bertujuan kreatif atau konstruktif apabila pengendalian social tersebut diarahkan pada perubahan social yang dianggap bermanfaat. Penerapan  wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah  merupakan salh satu contoh bentuk pengendalian social yang bertujuan kreatif atau konstruktif. Karena  jika setiap penduduk menaati peraturan tersebut, maka bukan saja pemerintah  yang beruntung  karena memiliki sumberdaya manusia yang berpendidikan  minimal tingkat SMP, akan tetapi bagi individu yang berhasil mengikuti aturan tersebutmemiliki bekal pengetahuan untuk dapat  memperoleh peluang bekerja yang lebih baik bila dibandingkan  dengan orang  yang tidak memiliki pendidikan.
2.      Tujuan regulative
Pengendalian social dikategorikan bertujuan regulative, apabila pengendalian social tersebut  dilandaskan pada kebiasaan atau dat istiadat. Misalnya pemerintah kabupaten m,encanangkan  wajib  jam belajar dari jam 18.00 sampai jam 21.00 bagi setiap penduduk. Hal tersebut bertujuan  mengarahkan agar warga memiliki kebiasaan yang baik, yakni memanfaatkan waktu luang sebelum tidur untuk belajar.
3.      Tujuan eksploratif
Pengendalian social dikategorikan bertujuan eksploratif, apabila pengendalian social tersebut dimotivkan oleh kepentingan  diri, baik secar langsung maupun tidak. Penerapan tata tertib di sekolah merupakan  salah satu contoh pengendalian social yang bertujuan eksploratif, karena tata tertib disusun dengan tujuan meningkatkan motivasi siswa dalam mempersiapkan diri sebagai generasi muda yang berkualitas dilandasi pada penguasaan IPTEK dan IMTAK (keimanan dan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa).

b.      Pengendalian social menurut pelaksanaannya
Macam-macam teknik pengendalian social jika ditinjau dari aspek pelaksanaannya, dapat dilakukan dengan cara kompulsi, pervasi, persuasive, dan koersif
1.      Cara kompulsi
Pengendalian social dengan cara kompulsi  dilakukan dengan menciptakan  suatu situasi yang dapat mengubah sikap atau perilaku yang  negative. Misalnya jika ada siswa yang enggan  memakai dasi,  maka setiap menemui siswa yang tidak memakai dasi  ditegur dan dijelaskan pentingnya berdasi.
2.      Cara pervasi  (pervation)
Pengendalian social secara pervasi dilakukan dengan menyampaikan  norma/niali secara berulang-ulang dan terus menerus dengan harapan norma /nilai tersebut melekat dalam jiwa seseorang. Sehingga akan terbentuk sikap seperti apa yang diharapkan.
3.       Cara persuasive/tanpa kekerasan
Pengendalian social cara persuasive lebih menekankan pada usaha untuk mengajak atau  membimbing berupa anjuran agar berperilaku sesuai norma yang ada.
4.      Cara coercive atau cara kekerasan/paksaan
Pengendalian cara coercive dilakukan dengan kekerasan jika cara pesuasif tidak berhasil.
c.       Pengendalian social menurut jumlah yang terlihat
Apabila ditinjau dari aspek jumlah yang terlibat, teknik/cara  penegendalian social dapat dilakukan dengan cara:
1.      Pengawasan dari individu terhadap individu lainnya.
Contohnya seseorang ayah yang menasehati anaknya, seorang teman yang menegur temannya yang telah berbuat salah, dan lain-lain.
2.      Pengawasan dari individu terhadap kelompok
Contohnya seorang pelatih sepak bola  yang mengarahkan tim sepak bolanya, seorang guru yang menjelaskan materi pada murid-muridnya, dan lain-lain.
3.      Pengawasan dari kelompok terhadap kelompok.
Contohnya sekelompok mahasiswa  KKN (kuliah kerja nyata) sedang memberikan penyuluhan pada masyarakat.
4.      Pengawasan dari kelompok terhadap individu. Contohnya warga masyarakat yang mengucilkan seorang warganya yang telah melanggar hokum.
d.      Pengendalian social menurut sifatnya
Menurut sifatnya,  pengendalian social dibedakan dalam bentik prefentif, represif, dan gabungan preventif dan represif.
1.      Pengendalian social preventif
Pengendalian social preventif yaitu usaha yang dilakukan sebelum terjadi pelanggaran, atau bertujuan mencegah terjadinya pelanggaran.
Rambu-rambu lalu lintas dimaksudkan sebagai upaya pencegahan (preventif) agar tidak terjadi kekacauan dalam lalu lintas.
2.      Pengendalian social represif
Pengendalian represif  yaitu usaha yang dilakukan setelah pelanggaran terjadi, ditujukan untuk memulihkan  keadaan kepada situasi seperti sebelum terjadinya pelanggaran.  Misalnya hukuman penjara bagi pelaku kejahatan merupakan salah satu bentuk pengendalian social represif. Dengan tertangkapnya pelaku kejahatan ini situasi lingkungan masyarakat  menjadi aman dan membuat pelakunya jera.
3.      Pengendalian social gabungan antara preventif dan refresif
Pelaksanaan operasi tertib lalu lintas yang dilaksanakan oleh jajaran kepolisian merupakan  salah satu bentuk pengendalian social  preventif sekaligus represif. Dengan adanya  operasi tertib yang dilancarkan oleh pihak berwajib menjadikan masyarakat waspada, sebelum mengendarai kendaraan melengkapi surat-surat dan membekali diri dengan pengetahuan mengenai rambu-rambu lalu lintas, sehingga tidak akan kena sanksi. Adapun bagi yang melakukan pelanggaran pada saat operasi tertib akan dikenai  sanksi sesuai aturan yang berlaku, sehingga sifatnya represif.

2.      Bentuk-bentuk pengendalian social
Pengendalian social yang ada di masyarakat antara lain berupa:
a.       Teguran
Teguran dilakukan dari orang yang dianggap lebih berwibawa kepada pelaku penyimpangan yang sifatnya ringan. Misalnya seorang ibu menegur anaknya yang pulang terlambat dari jam biasanya.
b.      Fraundulens
Fraundulens adalah meminta bantuan kepada pihak lain yang dianggap  dapat mengatasi masalah.
c.       Intimidasi
Intimidasi adalah bentuk pengendalian dengan disertai tekanan, ancaman, dan menakut-nakuti.
d.      Ostratisme atau pengucilan
Tindakan pengucilan bagi pelaku penyimpangan social seringkali dilakukan pada masyarakat tradisional yang masih memegang tradisi. Meski demikian bukan berarti di era  modern ini pengucilan tidak terjadi. Khususnya bagi penderita HIV/AIDS meski  tidak secara terang-terangan sebagian masyarakat cenderung menghindari mereka dengan alas an takut tertular. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap penularan virus HIV/AIDS membuat masyarakat menjaga jarak dengan para penderita. Apalagi pandangan umum  sering mengaitkan penderita HIV/AIDS sebagai pelaku seks bebas dan pemakai narkiba. Penderita HIV/AIDS s juga manusia yang memilki hak yang sama dengan manusia lainya. Oleh karena itu,  sebaiknya para penderita HIV/AIDS diterima secara baik di tengah-tengah masyarakat dan sebisa mungkin dapat memberikan motivasi  bagi mereka agar bersemangat untuk terus menjalani hidup.
e.       Kekerasan fisik
Pengendalian social secara fisik merupakan bentuk pengendalian dengan memberikan tekanan dan kekerasan fisik terhadap pihak lain, seperti pemukulan, menendang,  merusak, dan lain-lain.
f.       Hukuman sanksi
Hal ini lazim dilakukan untuk mengatasi penyimpangan social adalah pengenaan hukuman  atau sanksi. Pemberian hukuman/sanksi dilakukan melalui proses peradilan yang didukung berbagai sanksi serta pembelaan, sehingga hukuman/sanksi yang dijatuhkan benar-benar memenuhi asas keadilan dan  kepatuhan.
g.      Gossip atau desas-desus
Dikalangan masyarakat, gossip atau desas desus merupakan bentuk pengendalian social yang cukup efektif. Banyak yang mengurungkan niatnya untuk melakukan sesuatu karena takut digosipkan. Apalagi hidup di kalangan masyarakat yang masih memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan sosialnya, jika ada perilaku yang aneh sedikit saja, akan mengundang perbincangan umum.
4.      Jenis-jenis lembaga pengendalian social
Adapun jenis-jenis lembaga pengendalian social meliputi:
a.       Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pengendalian social primer yang merupakan tempat pertama membentengi anggita keluarga/anggota masyarakat untuk tidak melakukan penyimpangan social. Untuk menjaga agar anak-anak dalam keluarga tidak melakukan tindakan penyimpangan  dibutuhkan peran orang tua  sebagai pengendali atau pengawas terhadap  perilaku anak-anak. Dalam menjalankan perannya sebagai pengendali social, orang tua harus tidak bosan-bosan memberikan teguran kepada anak-anak yang berperilaku tidak sesuai  dengan norma social.
b.      Kepolisian
Kepolisian bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum dan mengambil tindakan  terhadap orang-orang yang melanggar aturan  dan undang-undang yang berlaku. Dalam menjalankan tugas pengendalian social, kepolisian melakukan pemeriksaan dan penyidikan perkara terhadap saksi-saksi yang melihat atau berada dan berkaitan dengan kejadian perkara, hingga menetapkan status tersangka serta membuat berita acara pelimpahan perkara ke pengadilan.
c.       Pengadilan
Pengadilan menangani , menyelesaikan, dan mengadili dengan memberikan  sanksi yang tegas  terhadap perselisihan atau tindakan  yang melanggar aturan dan undang-undang yang berlaku.
d.      Adat
Adat istiadat berisi niali-nilai, norma-norma, kaidah-kaidah social yang dipahami, diakui, dijalankan dan dipelihara secara terus menerus. Maka istilah adat istiadat sama artinya dengan system niali budaya.
Adat istiadat sebenarnya merupakan hokum yang mengendalikan perilaku masyarakat setempat agar  tidak menyimpang. Adat sebagai alat pengendalian social  memiliki tingkatan sebagai berikut.
1.      Tradisi, merupakan adat yang melembaga dan sudah berjalan  lama secara turun temurun.
2.      Upacar, merupakan adat istiadat yang diapakai dalam merayakan hal-hal  resmi.
3.      Etiket, adalah tata cara dalam masyarakat dan m,erupakan bentuk sopan santun  dalam upaya memelihara hubungan baik antara sesame manusia.
4.      Folkways, merupakan adat kebiasaan yang dijalankan dalam masyarakat sehari-hari karena dianggap baik dan menyenangkan.
5.      Mode, merupakan adat yang lazim berisi kebiasaan-kebiasaan dan bersifat hanya sementara.
e.       Tokoh masyarakat
Tokoh masyarakat adalah warga masyarakat yang memiliki kemampuan, p[engetahuan, perilaku, usia ataupun kedudukan  yang oleh anggota masyarakat lainya dianggap sebagai tokoh  atau pemimpin masyarakat. Jika terjadi penyimpangan  atau perselisihan  antarwarga dapat diselesaikan oleh tokoh masyarakat tersebut.

RANGKUMAN

v  Pengendalian social adalh cara yang dilakukan untuk menjaga agar keteraturan social tetap terjaga.
v  Pengendalian social bertujuan:
-          Agar dapat terwujud keserasian dan ketentraman dalam masyarakat.
-          Agar perilaku penyimpangan dapat kembali mematuhi norma-norma yang berlaku.
-          Agar masyarakat mau mematuhi norma-norma social yang berlaku baik dengan kesadaran sendiri maupun dengan paksaan.
v  Fungsi pengendalian social yaitu  mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma social, memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma, mengembangkan rasa malu, mengembangkan rasa takut, dan menciptakan system hokum.
v  Menurut tujuannya, pengendalian social dapat dibedakan menjadi tiga yakni tujuan kreatif, regulative, dan eksploratif.
v  Jika ditinjau aspek pelaksanaannya,  teknik/cara pengendalian social dapat dilakukan dengan cara kompulsi, pervasi, persuasive, dan koersif.
v  Menurut sifatnya, pengendalian social dibedakan dalam bentuk preventif, represif, dan gabungan antara preventif dan represif.
v  Pengendalian social dapat dilakukan dalam bentuk teguran, ostrastisme (pengucilan), fraundulens, hukuman, kekerasan fisik, gossip, dan lain-lain.
v  Jenis-jenis lembaga pengendalian social bias berupa keluarga, kepolisian, pengadilan, dan tokoh masyarakat.


TUGAS :
  1. Seorang polisi lalu lintas menilang seseorang pengendara motor karena tidak mengenakan helm. Pengendalian social tersebut dilakukan dengan cara…

   2. Jika pengendalian social gagal mengarahkan perilaku masyarakat untuk mematuhi nilai dan norma social, maka pengendalian dapat dilakukan melalui…

   3. Penanaman niali-niali persatuan, rasa kesetiakawanan,  dan cinta perdamaian melalui organisasi kepramukaan merupakan salah satu cara pengendalian social yang dilakukan melalui sarana…

    4. Berikut contoh-contoh pengendalian social  yang bersifat represif, kecuali…

    5. Berikut merupakan tujuan  pengendalian social, kecuali…
 
  6. Masyarakat adat memiliki cara pengendalian social melalui pengucilan bagi pelaku  penyimpangan social. Cara ini sering disebut sebagai…

  7. Pengendalian social yang dilakukan melalui intimidasi dapat berlangsung melalui cara berikut, kecuali…

  8. Menjatuhkan denda kepada  pelanggar lalu lintas agar tidak mengulangi perbuatanya merupakan bentuk pengendalian social yang bersifat…

   9. Guru menegur siswanya yang tidak mengerjakan PR merupakan contoh pengendalian social yang bersifat…

10 salah satu contoh tindakan positif sebagai sarana pengendalian social adalah…

    11. Apakah tujuan pengendalian social
 
    12. Bagaimanakah suatu pengendalian social dapat dikategorikan 
          bertujuan kreatif atau konstruktif? 

   13. Apakah yang dimaksud dengan fraundulens? 

   14. Sebutkan lembaga-lembaga pengendalian social?
 
    15. Jelaskan pengendalian social gabungan  preventif dan reresif.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sabtu, 08 Februari 2014

Pranata Sosial

PRANATA SOSIAL
IPS/Bab XV
Buat : Anak2ku kelas 8/semester 2


A. PENGERTIAN PRANATA SOSIAL

1. Pengertian Pranata Sosial
Pranata sosial berasal dari kata bahasa Inggris, yaitu social institution. Menurut Koentjaraningrat, pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakukan dalam hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi komplek-komplek kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Beberapa ahli sosiologi menjermahkan pranata sosial dengan istilah yang berbeda-beda. Ada yang mengemukakan lembaga kemasyarakatan, bangunan sosial, ataupun lembaga sosial. Berikut ini adalah pengertian pranata sosial dari para ahli sosiologi.
a. Koentjaraningrat
Lembaga sosial atau pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas khusus dalam kehidupan masyarakat. Pengertian ini menekankan pada sistem tata kelakukan atau norma-norma untuk memenuhi kebutuhan (dalam buku Pengantar Sosiologi).
b. Bruce J. Cohen
Pranata sosial adalah sistem pola-pola sosial yang tersusun rapi dan relatif bersifat permanen serta mengandung perilaku-perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat (dalam buku Sosiologi : Suatu Pengantar-Terjemahan).
c. Mac Iver dan Page
Pranata sosial adalah tata cara dan prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang berkelompok dalam suatu kelompok masyarakat (dalam buku A Text Book of Sociology).
d. Joseph S. Rucek dan Roland L. Warren
Pranata sosial adalah pola-pola yang mempunyai kedudukan tetap untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia yang muncul dari kebiasaan-kebiasaan dengan mendapatkan persetujuan dan cara-cara yang sudah tidak dipungkiri lagi untuk memenuhi konsep kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan suatu struktur.
e. Alvin L. Berrtrand
Pranata sosial adalah kumpulan norma sosial (struktur-struktur sosial) yang telah diciptakan untuk melaksanakan fungsi masyarakat (dalam buku Sosiologi).
f. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
Pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dianggap penting.
g. Summer
Lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan dipandang dari sudut kebudayaan adalah perbuatan, cita-cita, sikap, dan perlengkapan kebudayaan yang bersifat kekal. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat juga disimpulkan pengertian sosiologis
bahwa lembaga sosial adalah sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang
oleh masyarakat dianggap penting. Sistem norma tersebut meliputi gagasan, aturan, tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi.
Di dalam perkembangannya, norma-norma tersebut berkelompok-kelompok pada berbagai kebutuhan manusia. Misalnya, kebutuhan akan pencaharian hidup menimbulkan lembaga pertanian, dan industri. Kebutuhan akan pendidikan menciptakan sekolah dan pesantren. Kebutuhan jasmaniah manusia menimbulkan olahraga dan pemeliharaan kesehatan.
Pranata sosial adalah sistem norma yang berlaku di masyarakat untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dianggap penting. Dalam sistem norma terkandung ketentuan sanksi (reward system).
Pranata sosial tidak terbentuk secara tiba-tiba, tetapi melalui proses yang panjang. Proses pertumbuhan lembaga kemasyarakatan terkait dengan norma-norma masyarakat dan sistem pengendalian sosial (social control). Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga (institusionalized) apabila norma tersebut memenuhi tahapan-tahapan diketahui, dipahami atau dimengerti, ditaati, dan dihargai oleh masyarakat.

B. CIRI-CIRI PRANATA SOSIAL
Suatu pranata sosial tentu memiliki ciri-ciri umum. Dalam bukunya yang berjudul General Feature of Social Institutions, Gillin dan Gillin mengemukakan ciri umum pranata sosial sebagai berikut:
1. Pola-pola pemikiran dan perilaku terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
2. Mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu. Sistem norma dan bermacam- macam tindakan akan menjadi bagian lembaga sosial setelah melewati waktu yang lama.
3. Mempunyai tujuan tertentu.
4. Mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya bangunan, peralatan, dan mesin. Bentuk serta penggunaan alat tersebut biasanya berlainan antara masyarakat yang satu dengan yang lain.
5. Memiliki lambang-Iambang yang menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Kadang-kadang lambang tersebut berwujud tulisan-tulisan atau slogan-slogan. Misalnya lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila yang mencantumkan tulisan Bhinneka Tunggal Ika dan perisai lambang sila dari Pancasila. Lambang Garuda Pancasila secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi negara Indonesia.
6. Mempunyai tradisi tertulis maupun tidak tertulis. Yang merumuskan tujuan, tata tertib yang berlaku, dan lain-lain lembaga sosial tersebut.

Dalam masyarakat akan dijumpai bermacam-macam lembaga sosial. Tipe-tipe pranata sosial tersebut dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang. Menurut Gillin dan Gillin pranata sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Menurut Perkembangannya
Berdasarkan perkembangannya lembaga sosial diklasifikasikan menjadi crescive institutions dan enacted institutions. Crescive institutions disebut lembaga paling primer dan tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat. Misalnya, hak milik, perkawinan, dan agama. Enacted institutions sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu. Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dibentuk sekolah dan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dibentuk rumah sakit.
2. Menurut Sistem Nilai yang Diterima Masyarakat
Berdasarkan sistem nilai yang diterima masyarakat lembaga sosial terdiri atas basic institutions dan subordinary institutions. Basic institutions dianggap sebagai lembaga sosial yang penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Misalnya kepolisian, sekolah, dan pengadilan. Subordinary institutions adalah lembaga sosial yang dianggap kurang penting, misalnya kegiatan yang ber-tujuan untuk rekreasi.
3. Menurut Penerimaan Masyarakat
Menurut penerimaan masyarakat, lembaga sosial dapat diklasifikasikan menjadi social sanctioned institutions dan unsanctioned institutions. Sosial sanctioned institutions adalah lembaga yang dapat diterima oleh masyarakat, misalnya sekolah, badan usaha, dan koperasi. Unsanctioned institutions adalah lembaga yang ditolak atau dihindari keberadaannya dalam masyarakat. Akan tetapi keberadaan lembaga ini tidak berhasil diberantas. Misalnya, pelaku tindakan kriminal.
4. Menurut Faktor Penyebarannya
Berdasarkan faktor penyebarannya lembaga sosial meliputi general institutions dan restricted institutions. General institutions adalah lembaga yang penyebarannya hampir meliputi seluruh dunia, misalnya agama. Hampir semua penduduk dunia memeluk agama. Sedangkan Restricted institutions adalah penyebaran yang terbatas pada masyarakat tertentu. Misalnya agama Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha yang dianut oleh masyarakat-masyarakat tertentu di dunia ini.
5. Menurut Fungsinya
Sesuai dengan fungsinya, lembaga sosial terdiri atas operative institutions dan regulative institutions. Operative institutions berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun pola-pola yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Misalnya, lembaga industrialisasi yang berupa badan usaha. Regulative institutions adalah lembaga yang
mengawasi tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga tersebut. Misalnya lembaga hukum seperti kepolisian dan kejaksaan.

C. PERAN DAN FUNGSI PRANATA SOSIAL
Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia
pada dasarnya mempunyai beberapa peran dan fungsi sebagai berikut.
1. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat.
2. Menjaga keutuhan masyarakat.
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control). Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.

Dalam hubungan yang berjudul Socioligy, Paul B. Horton dan Chester L. Hunt berpendapat tentang fungsi pranata sosial. Fungsi tersebut sebagai berikut.
1. Fungsi Manifes
Fungsi manifes lembaga sosial adalah fungsi yang merupakan tujuan lembaga yang diakui. Misalnya, lembaga ekonomi harus menghasilkan atau memproduksi dan mendistribusikan kebutuhan pokok serta mengarahkan arus modal ke pihak yang membutuhkan.
2. Fungsi Laten
Fungsi laten lembaga sosial adalah hasil yang tidak dikehendaki dan mungkin tidak diakui, atau jika diakui dianggap sebagai hasil sampingan. Misalnya, pada lembaga ekonomi. Lembaga ini tidak hanya memproduksi dan mendistribusikan kebutuhan pokok, tetapi juga meningkatkan pengangguran dan kesenjangan sosial.

D. JENIS-JENIS PRANATA SOSIAL

Dalam kehidupan masyarakat, banyak sekali terdapat pranata sosial. Penganekaragaman pranata-pranata sosial tersebut berbeda-beda antara orang satu dengan yang Iainnya. Menurut Koentjarainingrat, ada delapan macam pranata sosial, yaitu sebagai berikut.
1. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan, misalnya keluarga.
2. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian, misalnya pertanian.
3. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan, misalnya TK, SD, SMP, dan SMA.
4. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, misalnya i1mu pengetahuan.
5. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan rohanil batiniah dalam menyatakan rasa keindahan dan rekreasi, misalnya seni rupa, seni lukis.
6. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib, misalnya masjid, gereja, pura, wihara.
7. Pranata sosial yangbertujuan memenuhi kebutuhan untuk mengatur kehidupan berkelompk-kelompok/bernegara, misalnya pemerintahan, partai politik.
8. Pranata sosial yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmani rnanusia, misalnya pemeliharaan kesehatan dan kecantikan.

1. Pranata Keluarga
Keluarga merupakan kesatuan kelompok terkecil dalam masyarakat. Semua masyarakat pasti ada keluarga. Menurut Robert M.Z. Lawang, keluarga memiliki empat karakteristik, yaitu.
a. terdiri atas orang.orang yang bersatu karena ikatan perkawinan,
b. anggota keluarga hidup bersama dalam satu rumah dan membentuk rumah tangga,
c. merupakan satu kesatuan orang yang berinteraksi dan berkomunikasi,
d. melaksanakan dan mempertahankan kebudayaan yang sama.
Keluarga adalah kelompok orang-orang yang dipersatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan darah, atau adopsi yang membentuk satu rumah tangga yang berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan dan melalui peran-perannya sendiri sebagai anggota keluarga dan yang mempertahankan kebudayaan masyarakat yang berlaku umum atau menciptakan kebudayaannya sendiri. Keluarga, terbentuk dan pernikahan seorang laki-laki dan perempuan. Keluarga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. mempunyai dasar emosional (kasih sayang),
b. dilakukan dalam bentuk perkawinan,
c. memiliki keturunan, dan
d. memiliki tempat tinggal.
Pranata dalam keluarga disebut pranata keluarga. Pranata keluarga merupakan pranata yang memiliki kegiatan dalam suatu keluarga, yang berkaitan dengan proses untuk melaksanakan tujuan keluarga. Pranata keluarga memiliki tujuan untuk mengatur manusia dalam hal melanjutkan keturunan (repruduksi).
Pranata keluarga memiliki fungsi nyata, yaitu sebagai berikut :
a. Mengatur masalah hubungan seksual untuk melanjutkan keturunan melalui ikatan pernikahan.
b. Mengatur masalah tanggung jawab untuk merawat dan mendidik anak.
c. Mengatur masalah hubungan kekerabatan.
d. Memiliki fungsi afeksi, yaitu dapat mencurahkan kasih sayang antaranggota keluarga.
Setain fungsi di atas pranata keluarga juga memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Manganut masalah ekonomi keluarga.
b. Melaksanakan pengendalian sosial terhadap anggota keluarga agar tidak melakukan penyimpangan.
c. Mewariskan gelar kebangsawanan.
d. Melindungi anggota keluarga

Menurut Robert M.Z. Lawang, terdapat tiga fungsi keluarga, yaitu sebagai
berikut.
a. Fungsi seksual dan reproduksi.
b. Fungsi ekonomi.
c. Fungsi edukatif (pendidikan).
Keluarga merupakan media awal dari suatu pembentukan kepribadian. Dalam keluarga, orang tua memberikan perhatian untuk mendidik anak-anaknya agar anaknya memperoleh dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik sehingga membentuk pribadi yang baik juga. Keluarga sebagai salah satu bentuk pranata sosial merupakan lingkungan yang pertama kali menjadi pondasi dalam proses pembentukan kepribadian individu.

2. Pranata Agama
Sebagai sebuah pranata sosial, agama berarti sistem keyakinan dan praktik keagamaan yang penting dari masyarakat yang telah dilakukan dan dirumuskan serta yang dianut secara luas dan dipandang sebagai perlu dan benar. Pranata agama merupakan salah satu pranata yang sangat panting dalam mengatur kehidupan masyarakat. Pranata agama merupakan pranata sosial tertua. Pranata agama memberikan petunjuk serta kaidah-kaidah bagi umat manusia untuk memenuhi kebutuhan akan rasa aman dan kesejukan rohani pemeluknya. Setiap agama menginginkan umatnya untuk memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.
Agama sebagai suatu pranata, juga memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Memberikan pedoman hidup bagi manusia dalam berhubungan dengan Tuhan dan manusia lain.
b. Membantu manusia dalam memecahkan persoalan baik yang bersifat duniawi maupun akhirat.
c. Memberikan ketenangan batin dan kesejukan rohani.
d. Memberikan bimbingan kepada manusia supaya kehidupannya Iebih terarah dan berimbang.
e. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam mengarungi kehidupan.

Pranata agama memiliki peran yang berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Peran pranata agama dalam kehidupan seperti mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, dan hubungan manusia dengan lingkungan alamnya. Contoh peran pranata agama dalam mengatur hubungan manusia dengan sesamanya adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan ibadah bersama umat beragama yang sama dengan agama kita seperti salat berjamaah, kebaktian bersama, bersembahyang di pura.
b. Menghormati dan bekerja sama dengan sesama umat beragama yang sama atau pun yang berbeda.
c. Berdiskusi bersama mengenai masalah sosial kemasyarakatan.
d. Mengikuti kegiatan kemasyarakatan di kampung seperti karang taruna, PKK, dasawisma, posyandu, dan kerja bakti.
e. Menghormati sesama yang sedang melasanakan ibadah.

Contoh peran pranata agama dalam mengatur hubungan manusia dengan alam
adalah sebagai berikut.
a. Membuang sampah dan sisa-sisa kotorannya pada tempatnya.
b. Melakukan penghijauan hutan-hutan gundul/reboisasi
c. Merawat dan menyirami semua tanaman di rumah setiap hari.
d. Memberishkan saluran air setiap waktu agar tidak menimbulkan penyakit dan bencana.
e. Tidak menebang hutan sembarangan.

3. Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi adalah bagian dari pranata sosial yang bersangkut paut dengan pengaturan bidang ekonomi supaya ketertiban masyarakat tetap terpelihara. Ekonomi diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan produksi, distribusi dan konsumsi.
a. Produksi
Produksi adalah kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam kegiatan produksi memiliki faktor-faktor sebagai berikut.
1) Modal, yaitu hal yang merpakan faktor utama, sebab tanpa modal mustahil rasanya memenuhi biaya operasional, pembelian alat, atau pengembangan usaha.
2) Pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan bagi karyawan.
3) Pemanfaatan sumber daya alam.
b. Distribusi dan Pemasaran
Disribusi adalah kegiatan menyalurkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen kepada konsumen. Dalam usaha penyaluran ini kaidah dan norma tetap diperlukan. Dalam kegiatan distribusi ada norma dan kaidah yang disepakati. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses distribusi, yaitu:
1) tidak boleh memanipulasi mutu barang,
2) tidak boleh mempermainkan harga,
3) tidak boleh menimbun barang,
4) menetapkan harga yang layak, dan
5) menggunakan iklan dengan tidak merugikan konsumen.
c. Konsumsi
Konsumsi adalah tindakan seseorang yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan kegunaan barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan hidupnya, orang yang melakukan tindakan konsumsi dusebut konsumen. Paul Samuelson mengemukakan bahwa pranata ekonomi merupakan cara- cara atau perilaku yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

4. Pranata Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan masyarakat untuk meyebarkan pengetahuan, nilai, norma, dan ideologi untuk mempersiapkan para generasi muda dalam mengambil alih peran generasi tua dan generasi muda mengambil peran yang baru. menurut William Kornblum pendidikan sebagai pranata sangat penting untuk membentuk kepribadian seseorang. Melalui pendidikan, seseorang akan lebih mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dan memiliki wawasan yang luas sehingga tujuan hidup akan tercapai.
Pranatapendidikan rnemiliki fungsi sebagai berikut :
a. Mendorong tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan (dasar, menengah, dan tinggi) beserta aparat-aparatnya.
b. Terselenggaranya kegiatan-kegiatan mensosialisasikan kebudayaan kepada warga masyarakat.
c. Terpeliharanya hasil-hasil kebudayaan warga masyarakat sebagai bagian dari sistem norma dan pranata sosial.
d. Sebagai wahana dan media pengendalian sosial bagi warga masayarakat.
e. Sebagai wahana untuk mendidik dan membina warga masyarakat di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan lainnya.
f. Mengarahkan warga masyarakat untuk mengembangkan kehidupan ber-masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pada zaman dahulu, manusia hidup dalam kelompok-kelompok masyarakat kecil dan sederhana. Oleh karena itu, pendidikan diperoleh dan orang-orang sekitar. Seiring perkembangan zaman, pendidikan dalam masyarakat tradisional pun berkembang dan modern. Perkembangan pendidikan dalam masyarakat modern bersifat massal dan memiliki dua aspek dalam rnembentuk warga masyarakat yang baik, yaitu sebagai berikut :
a. Aspek individual, yaitu pendidikan berfungsi untuk memengaruhi dan men- ciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan pribadi anak secara optimal.
b. Aspek sosial, yaitu pendidikan di sekolah bertugas mendidik anak agar dapat mengabdikan diri pada masyarakat.
Dengan demikian, kita dapat simpulkan bahwa pendidikan akan memberikan bekal ilmu pengetahuan, ketrampilan, budi pekerti, dan kepribadian bagi manusia, Pendidikan selalu diperlukan manusia sepanjang hidupnya sehingga ada pepatah life long education.

5. Pranata Politik
Setiap negara pasti memiliki politik yang dijalanlan dalam penyelenggaraan negara. Dalam melaksanakan polilik, pasti ada pranata-pranata politik yang dilakukan. Pranata politik merupakan pranata yang memiliki kegiatan dalam suatu nagara yang berkaitan dengan proses untuk menentukan dan melaksanakan tujuan negara, dalam hal ini adalah pemerintah negara. Pranata politik memiliki beberapa norma dan status yang berhubungan dengan kekuasaan dan otoritas.
Pranata politik memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Adanya suatu komunitas manusia yang hidup bersama atas dasar nilai-nilai yang disepakati bersama.
b. Adanya asosiasi politik yang disebutkan pemerintah yang aktif.
c. Pemerintah melaksanakan fungsi-fungsi untuk kepentingan bersama.
d. Pemerintah diberi kewenangan untuk memonopoli penggunaan atau ancaman paksaan/siksa.
e. Pemerintah mempunyai kewenangan tersebut pada wilayah tertentu.

Selain ciri-ciri yang dimilikinya pranata politik memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Pelembagaan norma melalui UU yang disampaikan oleh badan legislatif.
b. Pelaksanaan UU telah disetujui.
c. Penyelesaian konflik yang terjadi di antara anggota masyarakat.
d. Penyelenggaraan pelayanan seperti kesehatan, pendidikan.
e. Perlindungan warga negara dan kesiagaan pemerintah menghadapi bahaya
TUGAS :
1. Jelaskan fungsi pranata sosial dalam masyarakat!
2. Jelaskan ciri-ciri pranata sosial!
3. Sebutkan dan jelaskan macam pranata sosial dalam masyarakat!