Bab XIII/Kls 8 Smtr 2
PROSES PERSIAPAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
A.
PEMBENTUKAN
BPUPKI DAN PPKI
1.
Janji
Perdana Menteri Kuniaki Koiso
Pada
tahun 1944, jepang makin terjepit oleh sekutu dalam perang dunia ii. Beberapa
wilayah yang dulu pernah yang dulu pernah dikuasai jepang telah jatuh ke tangan
sekutu. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan mundurnya moral masyarakat
jepang, produksi peralatan perang merosot, dan permasalahan dalam bidang
logistik. Kondisi tersebut sangat memukul jepang. Oleh karena itu, perlu
diupayakan berbagai cara agar memulihkan kondisi tersebut. Satu-satunya harapan
bagi jepang adalah indonesia.
Untuk
menarik hati bangsa indonesia, maka pada tanggal 7 September 1944 dalam sidang
parlemen jepang, perdana menteri kuniaki koiso mengumumkan bahwa daerah hindia
timur (indonesia) diperkenankan merdeka “kelak dikemudian hari”. Pengumuman
tersebut disambut gembira oleh bangsa indonesia.
2.
Pembentukakan
BPUPKI
Setelah
jepang memberikan janji kemerdekaan dikemudian hari kepada bangsa indonesia,
para pemimpin pergerakan kemerdekaan Indonesia segera menuntut janji tersebut
untuk diwujudkan. Akibat desakan para pemimpin pergerakan kemerdekaan indonesia
dan kedudukan jepang yang semakin terdesak, maka letnan jenderal kumakici
harada (pimpinan tentara jepang dijawa) pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan
pembentukan badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan indonesia (Dokuritsu Junbi Cosakai), Dr. K.R.T. Radjiman
Wedyodiningrat ditunjuk sebagai ketua BPUPKI dan R.P. Suroso sebagai wakil
ketua.
Setelah
susunan pengurus bpupki terbentuk, pada tanggal 28 Mei 1945 diresmikan oleh
pemerintah bala tentara Jepang, sekaligus dilangsungkan upacara persiapan BPUPKI
di gedung Cuo Sangi In, jalan Pejambon Jakarta (Sekarang Gedung Departemen Luar
Negeri).
Pada
waktu itu dilakukan upacara pengibaran bendera Hinomaru oleh M.R. A.R. Pringgodigdo yang kemudian disusul
pengibaran bendera sang saka merah putih oleh Toyohiko Masuda. Perestiwa tersebut membangkitkan semangat para
anggota BPUPKI dalam uasahanya mempersiapkan kemerdekaan indonesia. Selain
membangkitkan semangat anggota bpupki, juga menggugah semangat Bangsa Indonesia
untuk berjuang memperoleh kemerdekaan.
Dalam perjalanan
BPUPKI menyelenggarakan dua kali sidang.
a.
Sidang
pertama BPUPKI (29 Mei 1945-1 Juni 1945)
Dalam
sidang pertama membahas tentang dasar negara. Ketua BPUPKI Dr. Radjiman
Wedyodiningrat dalam pembukaannya meminta pandangan dari anggota
mengenai dasar Negara Indonesia.
Sidang
ini menekankan bahwa sesuatu yang akan dijadikan dasar negara hendaknya dicari
dan digali dari nilai-nilai yang sudah berakar kuat dari hati dan pikiran
rakyat. Selain itu agar dapat diterima secara bulat dan diduking oleh seluruh
lapisan masyarakat. Beberapa tokoh yang mengajukan konsep tentang dasar negara
adalah Mr. Mohamad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Soekarno.
Dalam
pidatonya , Ir. Soekarno juga memberi usul nama dasar Indonesia merdeka, yaitu Pancasila,
Trisila, Dan Ekasila. Dalam rapat 1 Juni 1945, nama yang dipilih untuk dasar Negara
Indonesia adalah Pancasila. Oleh karena itu, tanggal 1 Juni 1945 diperingati
sebagai hari lahirnya pancasila. Dengan berakhirnya rapat pada tanggal 1 juni
1945, maka selesailah pelaksanaan persidangan pertama BPUPKI.
Dalam
pertemuan ini pula dibentuk lagi panitia kecil yang beranggotakan sembilan
orang sehingga disebut panitia sembilan. Ketua panitia sembilan adalah Ir.
Soekarno, dengan anggotanya Drs. Mohamad Hatta, Mr. Muhamad Yamin., Mr. Ahmad Soebardjo,
Mr. A.A Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wachid Hasim, H. Agus Salim, dan Abikusno
Tjokrosujoso. Tugas panitia sembilan adalah menyusun rencana pembukaan
undang-undang dasar.
Dalam
persidangan yang dilakukan panitia sembilan menghasilakn rumusan yang
menggambarkan maksud dan tujuan pembentukan negara indonesia merdeka. Rumusan
dasar negara yang dihasilkan oleh panitia sembialan
adalah sebagai berikut:
1.
Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemelik-pemeluknya.
2.
(Menurut)
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.
Persatuan
Indonesia.
4. (Dan)
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5.
(serta
mewujudkan sesuatu) keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Dengan
berhasilnya merumuskan calon dasar negara tersebut, maka tugas panitia sembilan
selesai pada tanggal 22 Juni 1945. Rumusan dasar negara oleh panitia sembilan
oleh mr. Muhamad yamin disebut “Piagam
Jakarta” atau “Jakarta Charter”. Rancangan
itu diterima secara bulat dan sepakat untuk dimatangkan dalam sidang kedua
bpupki mulai tanggal 10 juli 1945.
b.
Persidangan
Kedua BPUPKI (10 Juli 1945-16 Juli 1945)
Sidang
BPUPKI memiliki agenda khusus yaitu memepersiapkan rancangan Undang-Undang
Dasar, termasuk juga pembukuannya. Sebelum BPUPKI mulai sidang yang kedua,
bangsa Indonesia telah memiliki rancangan undang-undang dasar yang telah
disusun oleh panitia sembilan yang dikenal dengan istilah “Piagam Jakarta” atau Jakarta
Charter”. Dalam sidang ini dibentuk panitia perancang undang-undang dasar,
yang pada akhirnya bersepakat bahwa preambule atau pembukaan diambil dari
piagam jakarta.
Dalam
persidangan BPUPKI yang kedua (10 Juli 1945 – 16 Juli 1945) yang membahas
undang-undang dasar menetapkan bahwa bentuk Negara Indonesia adalah Republik dan
wilayah Indonesia yakni seluruh wilayah Kepulauan Indonesia yang semula wilayah
kekuasaan hindia belanda.
Sebelum
sidang BPUPKI berakhir, panitia perancang undang-undang dasar melaporkan hasil
dari sidang yaitu:
1.
Pernyataan
Indonesia merdeka.
2.
Pembukaan
Undang-Undang Dasar.
3.
Undang-Undang
Dasar itu sendiri dan batang tubuh.
Dengan
keberhasilan panitia perancang undang-undang menyusun rancangan undang-undang
dasar, maka tugas bpupki dinyatakan telah selesai dan dibubarkan.
c.
Pembentukan
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
Pada
tanggal 6 Agustus 1945 Hiroshima dibom atom oleh Amerika Serikat yang tergabung
dalam pasukan sekutu. Bayangan kekalahan makin menghantu para
pemimpin Jepang. Dalam keadaan semacam itu, Jepang seakan akan hendak
mewujudkan janjinya kepada bangsa Indonesia untuk merdeka. Oleh karena itu,
pada tanggal 7 Agustus 1945 diumumkan
pembentukan panitia persiapan kemerdekaan
indonesia (PPKI) atau Docuritsu
Jumbi Inkai. PPKI dibentuk oleh Jepang dengan anggota berjumlah 21 orang.
Pada
tanggal 9 Agustus 1945, Nagasaki juga dibom atom oleh pasukan Amerika Serikat.
Akibat pengeboman itu, jepang makin tidak berdaya. Oleh karena itu, jenderal besar
Terauchi selaku panglima tentara umum selatan, yang mengepalai semua
tentara Jepang di seluruh Kawasan Asia Tenggara, memanggil Ir.
Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat agar datang ke
markas di Dalat (Vietnam ).
Rombongan
pemimpin Indonesia berangkat ke Dalat, Vietnam pada tanggal 9 Agustus 1945.
Mereka melakukan pertemuan besar dengan Jenderal Terauchi pada tanggal 12 Agustus
1945. Dalam pertemuan tersebut, Jenderal Besar Terauchi menyatakan bahwa
pemerintah kemaharajaan jepang memutuskan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Kemerdekaan itu dapat diumumkan apabila segala persiapan sudah selesai.
Pada
pertemuan tanggal 12 Agustus 1945 kepada para pemimpin bangsa indonesia, Jenderal
Besar Terauchi menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
1.
Pemerintahan
Jepang memutuskan memberikan kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia.
2.
Untuk
melaksanakan kemerdekaan dibentuk PPKI.
3.
Pelaksanaan
kmerdekaan segera dilakukan setelah persiapan selesai dilakukan dan secara berangsur-angsur
dari pulau jawa disusul oleh pulau lainnya.
4.
Wilayah
Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda.
B.
PERSIAPAN
PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN
1.
Perbedaan
Pendapat Antara Golongan Tua Dan Golongan Muda
Akibat
menyerahnya jepang kepada sekutu Di Indonesia terjadi Vacum Of Power, artinya tidak ada pemerintahan yang berkuasa.
Kekosongan kekuasaan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh bangsa indonesia
untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Setelah
mengetahui Jepang menyerah kepada sekutu, para pemuda segera menemui Bung Karno
dan Bung Hatta Di Jalan Pegangsaan Timur No 56 Jakarta. Dalam
peremuan itu Sutan Sahrir sebagai juru bicara para pemuda
meminta agar Bung Karno Dan Bung Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
pada saat itu juga, lepas dari campur tangan jepang. Namun Bung Karno tidak
menyetujuai usul para pemuda karena proklamsi kemerdekaan perlu dibicarakan
terlebih dahulu dalam rapat PPKI. Alasannya, badan inilah yang bertugas
mempersiapakan kemerdekaan Indonesia. Para pemuda menolak pendapat Bung Karno.
Para pemuda berpendapat bahwa menyatakan kemerdekaan melalui PPKI tentu akan
dicap oleh sekutu bahwa kemerdekaan Indonesia hanyalah pemberian
jepang. Para pemuda tidak menginginkan kemerdekaan Indonesia dianggap sebagai
hadiah dari Jepang. Dengan demikian, usaha para pemuda dengan juru bicara sutan
syahrir untuk membujuk Ir. Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
mengalami kegagalan.
Karena
belum berhasil membujuk Bung Karno, maka pada tanggal. 15 Agustus 1945 pukul
22.00 WIB para pemuda kembali mengadakan
rapat Di Lembaga Bakteorologi Di Jalan Pegangsaan Timur dengan dipimpin oleh Chaerul
Shaleh. Keputusan rapat mengajukan tuntutan radikalyang menegaskan bahwa
kemerdekaan Indonesia adalah hak
dan persoalan rakyat Indonesia sendiri dan tidak dapat digantungkan pada orang
lain dan kerajaan lain. Segala ikatan dan hubungan dengan
janji kemerdekaan dari Jepang harus diputuskan. Sebaliknya , diharapkan
diadakan suatu perundingan dengan Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta agar
segera menyatakan proklamasi.
Hasil
keputusan rapat disampaikan kepada Bung Karno Dan Bung Hatta pada
pukul 22.00 WIB oleh Darwis dan Wikana. Wikana menghendaki agar proklamasi
kemerdekaan Indonesia dinyatakan oleh Bung Karno pada keesokan harinya tanggal
16 Agustus 1945. Mereka mengancam akan terjadi pertumpahan darah bila keinginan
itu tidak dilaksanakan . mendengar ancaman itu Bung Karno marah. Bung Karno
sebagai ketua PPKI tidak dapat melepaskan tanggung jawabnya, sehingga
bersikeras ingin membicarakan terlebih dahulu dengan anggota PPKI lainya.
Suasana tegang anatara Darwis dan Wikana, dengan Bung Karno disaksikan oleh para tokoh
nasionalis golongan tua, seperti drs. Mohammad Hatta, Mr. Iwa Kusuma Sumantri, AR.
Buntaran, Dr. Samsi, dan Ahmad Soebardjo.
Tampak
perbedaan pendapat mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Golongan tua menghendaki diadakan rapat PPKI terlebih dahulu. Sementara itu,
golongan pemuda bersikeras menyatakan bahwa proklamasi harus dilaksanakan pada
tanggal 16 Agustus 1945.
2.
Perumusan
Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Setelah
melalui persestiwa Rengasdengklok, akhirnya rombongan Soekarno Hatta sampai di Jakarta pada pukul 23.30 waktu jawa zaman jepang (pukul 23.00 WIB).
Soekarno-Hatta setelah singgah dirumahnya masing-masing, kemudian bersama
rombongan lainya menuju rumah Laksamana Maeda untuk merumuskan teks proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Laksaman Maeda adalah seorang kepala Perwakilan Angkatan
Laut Jepang di Jakarta tempat Ahmad Soebardjo bekerja sebagai stafnya.
Ahmad
Soebardjo memohon agar para tokoh pergerakan diperbolehkan berkumpul di rumah maeda
untuk membicarakan persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia besok pagi. Laksamana
Maeda mengijinkan dan menjamin keselamatan mereka di rumahnya, Jalan Imam
Bonjol No. 1 Jakarta
Pada
malam itu, Soekarno-Hatta juga menemui kepala pemerintahan umum (Sumobuco), Mayor Jenderal Nishimurauntuk
menjajaki sikapnya tentang rencana proklamasi kemerdekaan Indonesia. Soekarno-Hatta
ditemani oleh Laksamana Maeda bersama Shigerada Nishijima, Tomegoro Yoshizumi,
dan Miyoshi sebagai penerjemah. Ternayat Nishimura tidak berani mengijinkan proklamasi kemerdekaan Indonesia, karena
takut disalahkan oleh sekutu. Dengan demikian proklamasi kemerdekaan Indonesia
memang harus dilakukan lepas dari pengaruh jepang.
Malam
itu juga segera dilakukan musyawarah. Tokoh-tokoh yang hadir saat itu Ir.
Soekarno, Drs. Mohhammad Hatta, Ahmad Soebardjo, dan anggota PPKI, dan para
tokoh pemuda, seperti, Sukarni, Sayuti Melik, B.M. Diah, dan Sudiro (Mbah). Mereka
yang mereumuskan teks proklamasi berada di ruang makan, yakni Ir. Soekarno,
memegang pena dan kertas, Drs. Mohammad Hatta dan Ahmaf Soebardjo menyampaikan
kalimat pertama yang berbunyi, kami
bangsa indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan indonesia, Mohammad
Hatta kemudian menyempurnakan dengan kalimat kedua yang berbunyi, hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan
lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat
singkatnya.
Setelah
konsep teks proklamasi itu jadi, kemudian dibawa keruang depan tempat pemimpin Indonesia
lainya berkumpul untuk dimusyawarahkan. Saat itu muncul permasalahn siapa yang
akan menandatangani teks proklamasi. Chaerul Saleh menyatakan tidak setuju kalu
teks proklamasi itu ditandatangani oleh para anggota PPKI sebab lembaga itu menurutnya
merupakan bentukan pemerintahan Jepang. Sukarni kemudian mengusulkan agar teks
proklamasi di tandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta atas nama Bangsa
Indonesia, dan seluruh hadirin pun setuju.
Setelah
itu konsep teks proklamasi diserahkan kepada Sayuti Melik untuk
diketi. Sebelum diketik dilakukan sedikit perubahan yaitu pada kata “tempoh” menjadi “tempo”, kalimat wakil wakil
bangsa indonesia” diubah menjadi “atas
nama bangsa indonesia”. Penulisan tanggal diubah sehingga menjadi Djakarta,
hari 17. Boelan 8 Tahoen 05. Tahun 05 adalah tahun Showa (Jepang), yakni, 2605 yang sama dengan
tahun Masehi 1945. Setelah selesai diketik, barulah teks proklamasi
ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta. Naskah inilah yang
dianggap sebagai naskah autentik.
Perumusan
teks proklamasi sampai dengan
penandatanganan baru selesai pukul 04.00 WIB pagi hari, tanggal 17 Agustus
1945. Pada saat itu juga telah diputuskan bahwa teks proklamasi akan dibacakan
dihalaman rumah Ir. Soekarno Dijalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada pagi hari
pukul 10.00 WIB.
Teks
proklamasi tersebut walaupun isinya sangat singkat, mengandung makna yang
sangat dalam karena mengandung pernyataan Bangsa Indonesia untuk merdeka. Teks
proklamasi akan mengubah jalannya sejarah Bangsa Indonesia yang dahulu terjajah
menjadi bangsa yang merdeka.
Pada
tanggal 17 Agustus malam hari juga telah berhasil membuat
bendera merah putih yang dikibarkan pada saat upacara proklamasi kemerdekaan bangsa pada tanggal 17 Agustus 1945. Keberhasilan pembuatan
bendera merah putih tersebut atas jasa dari Ibu Fatmawati Soekarno.
Rangkuman
v Pada tanggal 8 Maret 1942
belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang maka berakhirlah kekuasaan Belanda
Di Indonesia dan Indonesia dikuasai oleh Jepang.
v Kedatangan jepang disambut
gembira oleh rakyat Indonesia, sebab kedatangannya membawa propaganda akan
membebaskan bangsa Indonesia dari penindasan belanda. Namun, ternyata hal
tersebut hanya merupakan tipu muslihat belaka.
v Pada tahun 1944, kedudukan
Jepang makin terjepit oleh sekutu dalam perang dunia II, sehingga perdana
menteri Kuniaki Koiso mengumumkan bahwa daerah hindia timur (indonesia)
diperkenankan merdeka “kelak dikemudian
hari”.
v Pada tanggal 1 Maret 1945,
diumumkan badan penyelidi usaha-usaha persiapan kemerdekaan indonesia (docuritscu junbi cosakai) adapun Dr. K.R.T.
Radjiman Wedyodiningrat ditunjuk sebagai ketua BPUPKI dan R.P. Suroso sebagai
wakil ketua.
v Sidang pertama BPUPKI (29 Mei
1945 – 1 Juni 1945) membahas tentang dasar negara. Beberapa tokoh mengajukan
tentang dasar negara, yaitu Mr. Muhamad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Soekarno.
Dalam pidatonya Ir. Soekarno juga memberi usul mengenai nama dasar negara dan
diberi nama Pancasila.
v Panitia sembilan berhasil
merumuskan rancangan naskah pembukaan UUD 1945 yang dikenal dengan nama piagam jakarta.
v Persidangan kedua BPUPKI (10
Juli 1945 – 16 Juli 1945), menghasilkan,
1. Menyatakan indonesia
merdeka.
2. Pembukaan undang-undang
dasar.
3. Undang-undang dasar (Batang
Tubuh).
v Akibat keadaan Jepang yang
semakin terjepit, maka pada tanggal 7 Agustus 1945 diumumkan pembentukan
panitia persiapan kemerdekaan indonesia (PPKI) atau docuritsu jumbi inkai.
v Akibat penyerahan jepang
sekutu di Indonesia terjadi vacum of
power, artinya tidak ada pemerintah yang berkuasa. Kekosongan pemerintahan
ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh bangsa indonesia untuk mempriklamasikan
kemerdekaannya.
v Dalam perumusan naskah
proklamasi kemerdekaan Indonesia sedikit terjadi perbedaan pendapat antara
kelompok tua dan kelompok muda, sehingga terjadi perestiwa Rengasdengklok.
v Setelah terjadi
kesepakatan antara kelompok tua dengan kelompok muda, maka rancangan naskah proklamasi kemerdekaan
dirumuskan di rumah Laksaman Maeda di jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta, tanggal
16 Agustus (malam hari) dan baru ditandatangani pada pukul 04.00. tanggal 17
agustus 1945 dan pada saat itu juga telah diputuskan bahwa teks proklamasi akan
dibacakan di halaman rumah Ir. Soekarno di jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta
padapagi hari pukul 10.00 wib.